TELL ME NOSECRETS

TELL ME NO SECRETS

TELL ME NO SECRETS
Laki-laki itu sengaja mehunggunya berangkat kerja. Paling tidak begitulah tampaknya bagi Jess, yang langsung melihat laki-laki itu, berdiri mematung di tikungan antara California Avenue dan Twenty-fifth Street. Jess bisa merasakan laki-laki itu meng-amati dirinya ketika ia meninggalkan tempat parkir dan buru-buru menyeberangi jalan menuju Gedung Administrasi. Mata hitam laki-laki itu tampak lebih gelap daripada angin akhir bulan Oktober yang meniup rambut pirangnya yang acak-acakan, sementara kedua tangannya yang telanjang terkepal di luar kantong jaket kulitnya yang berwarna cokelat dan tampak usang itu. Apakah Jess mengenalnya?
Laki-laki itu beringsut ketika Jess mendekat, dan Jess bisa melihat bibirnya yang terangkat sedikit menyeringai menakutkan, membuat bibirnya tampak miring, seolah-olah ia mengetahui sesuatu yang tidak diketahui Jess. Senyuman dingin, senyuman seseorang yang ketika kecil dulu senang mencabuti sayap kupu-kupu, pikir Jess bergidik. Ia tak mengacuhkan anggukan kecil laki-laki itu ketika mata mereka bertatapan sesaat. Sebuah senyuman yang penuh rahasia, Jess paham betul, dan ia mem-balikkan tubuhnya dengan cepat lalu berlari menaiki anak tangga. Tiba-tiba saja ia merasa takut.
Jess merasa laki-laki itu beranjak dan membuntutinya, ia tahu itu tanpa perlu melihat apakah laki-laki itu sekarang sedang menaiki anak tangga mengejar dirinya. Setiap langkah laki-laki itu seolah bergetar merasuki seluruh tubuhnya

JILID 1
JILID 2
JILID 3
JILID 4
JILID 5
JILID 6
JILID 7 TAMAT


Tinggalkan komentar